A. Karakteristik
Umum Ilmu Pengetahuan
Ciri Ilmu perlu
memperhatikan dua aspek, yaitu : sifat ilmu dan klasifikasi ilmu. Mengenai
sifat ilmu akan dibahas dalam subbab ini, sedangkan mengenai klasifikasi ilmu
akan dibahas pada subbab selanjutnya.
Ilmu pengetahuan
mempunyai sifat, antara lain:
·
Sistematik
·
Konsisten (antara teori satu dengan yang lain
tak bertentangan)
·
Eksplisit
(disepakati dapat secara universal, bukan hanya dikalangan kecil).
·
Ilmiah,
benar (pembuktian dengan metode ilmiah).
Disamping itu suatu ilmu
pengetahuan mempunyai ciri lain yaitu:
·
bukan
satu, melainkan banyak (plural)
·
bersifat
terbuka (dapat dikritik)
·
berkaitan dalam memecahkan.
Ciri khas nyata dari ilmu
pengetahuan (science) yang tidak dapat diingkari meskipun oleh para ilmuwan
adalah bahwa ia tidak mengenal kata “kekal”. Apa yang dianggap salah di masa
silam misalnya, dapat diakui kebenarannya di abad modern. Pandangan terhadap
persoalan-persoalan ilmiah silih berganti, bukan saja dalam lapangan pembahasan
satu ilmu saja, tetapi terutama juga dalam teori-teori setiap cabang ilmu
pengetahuan. Dahulu, misalnya, segala sesuatu diterangkan dalam konsep material
(istilah-istilah kebendaan) sampai-sampai manusia pun hendak dikatagorikan
dalam konsep tersebut. Sekarang ini terdapat psikologi yang membahas mengenai
jiwa, budi dan semangat, telah mengambil tempat tersendiri dan mempunyai
peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Dalam redaksi lain dikatakan ilmu
pengetahuan mempunyai ciri-ciri umum yaitu:
·
Obyek
ilmu pengetahuan adalah empiris.
·
Ilmu
pengetahuan mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu mempunyai sistematika.
·
Ilmu dihasilkan dari pengamatan, pengalaman
studi dan pemikiran.
·
Sumber
segala ilmu adalah Tuhan, karena Dia yang menciptakannya.
Fungsi ilmu adalah untuk
keselamatan, kebahagiaan, pengamanan manusia dari segala sesuatu yang
menyulitkan.
Van Melsen mengemukakan beberapa
ciri yang menandai ilmu, sebagaimana yang dikutip Rizal Muntasyir dan
Misnal Munir, yaitu: (1) Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai
keseluruhan yang secara logis koheren. Itu berarti adanya sistem dalam
penelitian (metode) maupun harus (susunan logis). (2) Ilmu pengetahuan tanpa
pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan tanggung jawab ilmuwan. (3)
Universalitas ilmu pengetahuan. (4) Objektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin
oleh objek dan tidak didistorsi oleh prasangka-prasangka subjektif. (5) Ilmu
pengetahuan harus dapat diverifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang
bersangkutan, karena ilmu pengetahuan harus dapat dikomunikasikan. (6)
Progresifitas, artinya suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah
sungguh-sungguh, bila mengandung pertanyaan-pertanyaan baru dan menimbulkan
problem-problem baru lagi. (7) Kritis, artinya tidak ada teori ilmiah yang
difinitif, setiap teori terbuka bagi setiap peninjauan kritis yang memanfaatkan
data-data baru. (8) Ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan
kebertautan antara teori dengan praktis.
Jadi setiap ilmu pengetahuan
dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan bila memiliki ciri-ciri atau
karakteristik umum diatas. Sementera itu mengenai karakteristik khusus ilmu
pengetahuan setelah adanya klasifikasi ilmu pengetahuan akan diterangkan
kemudian.
B.
Klasifikasi
Ilmu Pengetahuan
Dalam
subbab ini Kami akan membahas mengenai klasifikasi ilmu pengetahuan menurut
beberapa ahli. Salah satu Klasifikasi Ilmu :
a.
Ilmu Alam (Natural Wissenschaft),
Ilmu Alam / Eksakta
b.
Ilmu Moral: Ilmu Sosial, Ilmu Humaniora
Dalam khazanah pengetahuan
kontemporer, istilah ilmu dalam klasifikasi An-Nabhani di atas identik dengan
ilmu-ilmu alam (natural sciences), yang sering disingkat ‘sains’,
sedangkan tsaqâfah kurang lebih identik dengan ilmu-ilmu sosial (social
sciences).
Sebagian intelektual, seperti
Jujun S. Suriasumantri, mengklasifikasikan pengetahuan menjadi dua cabang
besar, yaitu ilmu (science), (yang mencakup ilmu-ilmu alam dan sosial),
dan humaniora (humanities). Humaniora, menurut Elwood adalah
seperangkat sikap dan perilaku moral manusia terhadap sesamanya yang meliputi
filsafat, moral, seni, sejarah, dan bahasa.
Istilah lain dikemukakan oleh S.
Waqar Ahmed Husaini dalam bukunya Islamic Sciences, yang
mengklasifikasikan pengetahuan menjadi dua, yaitu ilmu-ilmu alam (natural
sicencies) dan ilmu-ilmu sosial-humaniora (humanistic-social sciences).
Yang terakhir ini adalah gabungan ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Istilah tsaqâfah
menurut An-Nabhani tampaknya lebih tepat diterjemahkan sebagai humanistic-social
sciences (ilmu-ilmu sosial-humaniora), daripada sekadar social sciences.
Berkaitan dengan klasifikasi
ilmu, penulis lulusan Universitas Chicago ini berpijak pada klasifikasi ilmu
teoretis ala al-Farabi yang mengelompokkan ilmu ke dalam tiga ilmu
utama: metafisika, matematika, dan ilmu-ilmu alam. Hemat penulis,
ketiga kelompok utama ilmu ini akan membentuk klasifikasi ilmu rasional yang
integral, tanpa menganaktirikan salah satunya.
Adapun klasifikasi ilmu-ilmu
praktis, filsuf Muslim juga membaginya ke dalam tiga jenis, yaitu: etika,
ekonomi, dan politik. Dalam hal metodologis, atensi ilmuan Barat
terfokus pada metode observasi yang notabene menekankan potensi indra yang
berorientasi fisik. Penekanan seperti ini bisa berdampak fatal karena observasi
indra bisa saja meleset dan tak kuasa terhadap objek-objek metafisik. Untuk
itu, potensi akal dan hati atau intuisi juga harus dilibatkan dalam pengkajian
ilmiah. Jauh hari sebelumnya, tradisi filsafat Islam mengakomodasi seluruh
potensi tersebut sebagaimana terlihat pada konsep Suhrawardi yang membagi
pendekatan kepada dua macam, yaitu: diskursif (bahtsi) dan eksperiensial
(dzauqi).
Sementara itu menurut ahli dari
Malaysia mengklasifikasikan ilmu pengetahuan sebagai berikut: Ilmu yang
sifatnya “periksa” dapat dibagi menjadi dua cabang besar yaitu: 1. Ilmu-ilmu
alam bernyawa seperti biologi, kedokteran, dsb. Dan 2. Ilmu-ilmu alam tak
bernyawa seperti kimia, fisika, astronomi, dsb. Ungkapan-ungkapan “perasaan
(rasa)” orang saat berinteraksi antar sesamanya, membuahkan 3. Ilmu untuk
berinteraksi itu sendiri atau ilmu bahasa dan
4. Ilmu-ilmu sosial seperti filsafat, sejarah, politik, psikologi, ekonomi, administrasi, hukum, antropologi-sosial, demografi dsb.
4. Ilmu-ilmu sosial seperti filsafat, sejarah, politik, psikologi, ekonomi, administrasi, hukum, antropologi-sosial, demografi dsb.
The New Encyclopaedia Britannica membagi-kelompokkan sains
yang dimiliki oleh manusia berdasarkan beberapa pohon ilmu sebagai berikut:
1.
Logika (logic)
a.
Sejarah dan filsafat logika (History and philosophy of logic)
yang terdiri dari: sejarah logika (History of Logic), filsafat logika, (Philosophy
of Logic).
b. Logika formal,
metalogika, logika terapan (Formal logic, metalogic, and applied logic)
yang terdiri dari: logika formal (Formal logic), metalogika (Metalogic),
logika terapan (Applied logic),
2.
Matematika (Mathematics).
a.
Sejarah dan landasan matematika (History and foundations of mathematics)
yang terdiri dari: sejarah matematika (History of mathematics), landasan
matematika (Foundations of mathematics).
b. Cabang-cabang
matematik (Branches of mathematics) meliputi: Teori Himpunan (Set
Theory), Aljabar (Algebra), Geometri (Geometry), Analisis (Analysis),
Kombinatorika dan teori bilangan (Combinatories and number theory),
Topologi (Topology),
c. Penerapan-penerapan
matematika (Application of mathematics), meliputi: Matematika sebagai
suatu ilmu berhitung (Mathematics as a calculatory science), Statistika (Statistic),
Analisis numeris (Numerical analysis), Teori automata (Automata theory),
Teori matematis optimisasi (Mathematical theory of optimization), Teori
informasi (Information theory), Matematika tentang teori fisika (Mathematical
aspects of physical theories).
3.
Ilmu Alam (Natural Science).
a.
Sejarah dan filsafat ilmu (History and philosophy of science) yang
terdiri dari: Sejarah Ilmu (History of Science), Filsafat ilmu (Phylosphy
of science),
b. Ilmu-ilmu Fisika (Physical
sciences) yang dapat dibagi ke dalam: Sejarah ilmu fisika (History of
the Physical science), Sifat dasar dan lingkup astronomi dan astrofisika (The
nature of enscope of astronomy and astrophysics), Sifat dasar dan lingkup
fisika (the Nature of enscope of Physics),Sifat dasar dan lingkup kimia (The
nature of enscope of Chemistry),
c. Ilmu Bumi (the
Earth science) yang membahas tentang: Sifat dasar dan sejarah ilmu bumi (The
nature and history of the Earth science), Sifat dasar, lingkup dan
metode-metode ilmu Bumi khusus (The nature, scope and methods of particular
Earth science)
d. Ilmu-ilmu Biologi (The
Biological sciences) yang terdiri dari: Perkembangan ilmu-ilmu biologi (Development
of the Biological Sciences), Sifat dasar, lingkup dan metodologi Ilmu
Biologis (The nature, scope and methodology of the Biological Sciences),
Filsafat Biology (Philosophy of Biology).
e. Ilmu Kedokteran dan
disiplin ilmu yang tergabung (Medicine and affiliated disciplines) yang
membahas tentang: Sejarah Ilmu Kedokteran (History of medicine),
Bidang-bidang praktek atau penelitian medis khusus (Field of Specialized
medical practised or research), Displin ilmu yang tergabung dalam ilmu
kedokteran (Disciplines of affiliated with medicine).
f. Ilmu Sosial dan
psikologi (The social sciences and psychology) yang mencakup:
Perkembangan ilmu sosial (Development of the Social sciences), Sifat
dasar antropologi (The nature of anthropology), Sifat dasar sosiologi (The
nature of sociology), Sifat dasar ilmu ekonomi (The nature of economics),
Ilmu Politik (Political sciences), Sejarah dan metode psikologi (History
and methods of Psychology),
g. Ilmu Teknologi (The
technological sciences) yang mencakup: Sejarah ilmu teknologi (History
of technological sciences), Segi-segi akademika dan profesional dari
keinsinyuran (Academics and professional aspects of engineering), Sifat
dasar dan cakupan ilmu pertanian (The nature and scope of agricultural
sceinces), Sifat dasar dan cakupan displin antar ilmu yang baru
dikembangkan (The nature and scope of presently developed intersciences
disciplines),
4. Sejarah dan
humaniora (History and humanities). Sejarah dan Humaniora dapat dibagi
lagi ke dalam:
a. Historiografi dan
studi sejarah (historyography and the study ofhistory), meliputi:
Historiografi (historyography), Penyelidikan dan penelitian sejarah
modern (modern hitorical investigation and research), Filsafat sejarah (Philosophy
of History),
b. Humaniora dan
kesarjanaan humanistik (the Humanities and humanistics scholarship),
meliputi: Sejarah kesarjanaan humanistik (History of humanistic scholarship),
Humaniora (The humanities).
5. Filsafat (philosophy).
Filsafat terdiri dari:
a. Sifat dasar dan
pembagian filsafat (The nature and the divisions of philosophy),
meliputi: Sifat dasar, lingkup dan metode filsafat (The nature, scope and
methods of philosophy), Pembagian filsafat (The divisions of philosophy),
b. Sejarah filsafat (History
of philosophy), meliputi: Penulisan sejarah filsafat (The writings of
history of philosophy), Sejarah filsafat Barat (History of Western Philosophy),
Filsafat bukan Barat (Non Westerns Philosophy), Filsafat yang
berhubungan dengan agama (Philosophies associated with religions),
c. Aliran dan ajaran
filsafat (Philosiphycals Schools and doctrines), meliputi: Aliran-aliran
filsafat utama di Barat (Major Philosiphycal Schools in the West), Teori
ada dan eksistensi (Theories of Beeing and Existence), Teori pikiran,
pengetahuan dan daya budi (Theories of Thought and Knowledge and Faculties
of Minds), Teori perilaku (Theories of conduct),
Sedangkan The World Book
Encyclopedia membagi sains menjadi:
1. Matematika dan logika
(Mathematics and logic). Contohnya: aritmatika, aljabar, kalkulus dan
statistik.
2. Ilmu Fisika (The
Physical science). Contohnya: Astronomi, kimia, geologi, meteorologi dan fisika.
3. Ilmu Kehidupan (The
Life science). Contohnya: Zoologi, botani, fisiologi, taksonomi dan
ekologi.
4. Ilmu Sosial (Social science).
Contohnya: Antropologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi dan ilmu sosial.
Sementara itu menurut penulis
ilmu pengetahuan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
v Ilmu kerohanian, yang
meliputi: ilmu jiwa (psikologi) dan ilmu agama.
v Ilmu humaniora atau ilmu
kebudayaan, yang meliputi: sastra, sejarah, ilmu pendidikan, dan ilmu filsafat.
v Ilmu
sosial, yang meliputi: ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu sosial politik, ilmu
ketatanegaraan.
v Ilmu eksakta dan tehnik, meliputi: ilmu hayat, ilmu
kedokteran, ilmu farmasi, ilmu kedokteran hewan, ilmu pertanian, ilmu pasti dan
alam, ilmu tehnik dan ilmu biologi.
C.
Defenisi Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
kenyataan dalam alam manusia . Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan
rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup
pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar
pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan
teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari
sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh
mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari
istemologepi.
Contoh:
·
Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah
lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (materiil saja). Ilmu-ilmu alam
menjawab pertanyaan tentang berapa jarak matahari.
·
Ilmu psikologihanya bisa meramalkan perilaku
manusia jika lingkup pandangannya dibatasi ke dalam segi umum dari perilaku
manusia yang konkret. Ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi cocok
menjadi perawat.
D.
Sejarah Ilmu Pengetahuan
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar
untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai
segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan
rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup
pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi
merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat
secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha
berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan
adalah produk dari epistemologi.
Pengertian olmu menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
Ashley Montagu menyebutkan
bahwa “Science is a systemized knowledge services form observation, study, and
experimentation carried on under determine the nature of principles of what
being studied.” (ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun dalam suatu
system yang berasal dari pengamatan, studi dan pengalaman untuk menentukan
hakikat dan prinsip hal yang sedang dipelajari).
Harold H. titus mendefinisikan “Ilmu (Science)
diartikan sebagai common science yang diatur dan diorganisasikan, mengadakan
pendekatan terhadap benda-benda atau peristiwa-peristiwa dengan menggunakan
metode-metode observasi yang teliti dan kritis).
Dr. Mohammad Hatta mendefinisikan
“Tiap-tiap ilmu pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan kausal dalam satu
golongan masalah yang sama tabiatnya, baik menurut kedudukannya tampak dari
luar maupun menurut bangunannya dari dalam.”
Drs. H. Ali As’ad dalam buku
Ta’limul Muta’allim menafsirkan ilmu sebagai :
“Ilmu adalah suatu sifat yang kalau dimiliki oleh seorang maka menjadi jelaslah apa yang terlintas di dalam pengertiannya”
“Ilmu adalah suatu sifat yang kalau dimiliki oleh seorang maka menjadi jelaslah apa yang terlintas di dalam pengertiannya”
Contoh: Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya
dibatasi ke dalam hal yang bahani (materiil saja) atau ilmu psikologi hanya
bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam
segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini,
ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari dari bumi,
atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi sesuai untuk menjadi perawat.
Sumber :