Setiap manusia
mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam
hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa
pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan,
pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing, Misalnya, Budi yang
hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli
mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi buah
tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa “Si pungguk
merindukan bulan” Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha
orang yang mempunyai harapan, misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian
yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pernah hadir kuliah. Ia
menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana Rafiq memperoleh nilai A. luluspun
mungkin tidak. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada
diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud,
maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh.
Manusia wajib
selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal dan kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi;
sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian
harapan menyangkut masa depan.Jadi untuk mewujudkan harapan itu harus disertai
dengan usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan Bila dibandingkan dengan
cita-cita , maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk: sedangkan
cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antar harapan dan cita-cita
terdapat persamaam yaitu :
§ Keduanya
menyangkut masa depan karena belum terwujud
§ Pada
umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik
atau meningkat.
Persamaan Harapan dan Cita-cita
Harapan berasal
dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan
berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan
menyangkut masa depan. Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa
harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal
sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan
kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada
usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik
kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib
selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Cita-cita
merupakan Impian yang disertai dengan tindakan dan juga di berikan batas waktu.
Jadi kalau kita bermimpi untuk menjadi netpreneur yang sukses, ya… harus di
sertai tindakan jangan cuma berandai-andai saja. Serta jangan lupa di berikan
target waktu sehingga kita punya timeline kapan hal tersebut kita inginkan
terealiasasi. Dari kecil kita pasti dinasehati oleh orangtua, guru ataupun buku
untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit. Semua itu memang benar karena
dengan adanya cita-cita atau impian dalam hidup kita akan membuat kita semangat
dan bekerja keras untuk menggapai kehidupan yang lebih baik di dunia.
Cita-cita yang
baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas,
inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya. Khayalan hasil melamun cenderung
tidak logis dan bersifat mubazir karena banyak waktu yang terbuang untuk
menghayal yang tidak-tidak. Dalam bercita-cita pun sebaiknya jangan terlalu
mendetail dan fanatik karena kita bisa dibuat stres dan depresi jika tidak
tercapai. Contoh adalah seseorang yang punya cita-cita jadi dokter. Ketika dia
tidak masuk jurusan ipa dia stress, lalu gagal snmptn / spmb kedokteran dia
stress, dan seterusnya.
Tidak semua
orang bisa menentukan cita-cita. Jika tidak bisa menentukan cita-cita, maka
bercita-citalah untuk menjadi orang yang berguna dan dicintai orang banyak
dengan hidup yang berkecukupan. Untuk mendapatkan motivasi dalam mengejar
cita-cita kita bisa mempelajari kisah sukses orang lain atau membaca atau
melihat film motivasi hidup seperti laskar pelangi. Bila dibandingkan dengan
cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan
cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antara harapan dan cita-cita
terdapat persamaan yaitu: keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud,
pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih
baik ataumeningkat.
Penyebab Manusia Mempunyai Harapan
Menurut
kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung
disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau
anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan
hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan
berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal yang
mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan
kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat
Kodrat ialah
sifat, keadaan, atau pcmbawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia
sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira,
berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia
mempunyai kemampuan untuk itu semua. Dorongan kodrat menyebabkan manusia
mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan
scbagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin
tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak.
Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru
sedihlah mereka. Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena
binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan
kodrat manusia ialah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali
perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia memiliki
budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut
tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui
lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dcngan budinya manusia dapat mengetahui
mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, dan
dengan kehendaknya manusia dapat memilih. Dalam diri manusia masing-masing
sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup
bermasyarakat atau hidup bcrsama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka
manusia mempunyai harapan.
Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat
pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup
itu pada garis besamya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan
rohani Kebutuhan jasmaniah misalnya ; makan, minum, pakaian, rumah. (sandang,
pangan, dan papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan. Untuk memenuhi semua
kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan,
kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun
kemampuan berpikimya. Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan
hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah
keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
a)
kelangsungan hidup (survival)
b)
keamanan ( safety )
c)
hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and
love)
d) diakui
lingkungan (status)
e)
perwujudan cita-cita (self actualization)
Kepercayaan
Kepercayaan
berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.
Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan
akan kebenaran. maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah
kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimilik seseorang, bukan karena merupakan
hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran
pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karma orang lain itu
dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang
memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari
orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan
yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaan.
Dalam agama
terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan
oleh Tuhan – langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi
kebenaran itu ada yang melebihi besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan
keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri
menimbulkan juga hak ber agama menurut keyakinan. Dalam hal beragama tiap-tiap
orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu,
Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
Teori Kebenaran
Teori Kebenaran Korespondensi
Teori kebenaran
korespondensi adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah
benar jika berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam
atau objek yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu keadaan
dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu
pendapat dengan fakta. Suatu proposisi adalah benar apabila terdapat suatu
fakta yang sesuai dan menyatakan apa adanya. Teori ini sering diasosiasikan
dengan teori-teori empiris pengetahuan.
Gejala-gejala
alamiah, menurut kaum empiris, adalah bersifat kongkret dan dapat dinyatakan
lewat panca indera manusia. Gejala itu bila ditelaah mempunyai beberapa
karakteristik tertentu. Logam bila dipanaskan akan memuai. Air akan mengalir ke
tempat yang rendah. Pengetahuan inderawi bersifat parsial. Hal ini disebabkan
adanya perbedaan antara indera yang satu dengan yang lain dan berbedanya objek
yang dapat ditangkap indera. Perbedaan sensivitas tiap indera dan organ-organ
tertentu menyebabkan kelemahan ilmu empiris.
Ilmu pengetahuan empiris hanyalah merupakan salah satu upaya manusia dalam menemukan kebenaran yang hakiki dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Penyusunan pengetahuan secara empiris cenderung menjadi suatu kumpulan fakta yang belum tentu bersifat konsisten, dan mungkin saja bersifat kontradiktif. Adanya kecenderungan untuk mengistimewakan ilmu eksakta sebagai ilmu empiris untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi manusia tidak selalu tepat. Pengistimewaan pengetahuan empiris secara kultural membuat manusia modern seperti pabrik. Semua cabang kebudayaan yang terbentuk menjadi produksi yang bersifat massal.
Ilmu pengetahuan empiris hanyalah merupakan salah satu upaya manusia dalam menemukan kebenaran yang hakiki dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Penyusunan pengetahuan secara empiris cenderung menjadi suatu kumpulan fakta yang belum tentu bersifat konsisten, dan mungkin saja bersifat kontradiktif. Adanya kecenderungan untuk mengistimewakan ilmu eksakta sebagai ilmu empiris untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi manusia tidak selalu tepat. Pengistimewaan pengetahuan empiris secara kultural membuat manusia modern seperti pabrik. Semua cabang kebudayaan yang terbentuk menjadi produksi yang bersifat massal.
Keberhasilan
ilmu eksakta yang berdasarkan empirisme dalam mengembangkan teknologi -ketika
berhadapan dengan ”kegagalan ” ilmu-ilmu human dalam menjawab masalah manusia-
membawa dampak buruk terhadap kedudukan dan pengembangan ilmu-ilmu human.
Analisis filsafat tentang kenyataan ini harus ditempatkan secara proporsional,
karena merupakan suatu usaha ilmiah untuk membantu manusia mengungkap misteri
kehidupannya secara utuh.
Teori Kebenaran Koherensi
Teori kebenaran
koherensi adalah teori kebenaran yang didasarkan kepada kriteria koheren atau
konsistensi. Suatu pernyataan disebut benar bila sesuai dengan jaringan komprehensif
dari pernyataan-pernyataan yang berhubungan secara logis. Pernyataan-pernyataan
ini mengikuti atau membawa kepada pernyataan yang lain. Seperti sebuah
percepatan terdiri dari konsep-konsep yang saling berhubungan dari massa, gaya
dan kecepatan dalam fisika.
Kebenaran tidak hanya terbentuk oleh hubungan antara fakta atau realitas saja, tetapi juga hubungan antara pernyataan-pernyataan itu sendiri. Dengan kata lain, suatu pernyataan adalah benar apabila konsisten dengan pernyataan-pernyataan yang terlebih dahulu kita terima dan kita ketahui kebenarannya. Salah satu dasar teori ini adalah hubungan logis dari suatu proposisi dengan proposisi sebelumnya. Proposisi atau pernyataan adalah apa yang dinyatakan, diungkapkan dan dikemukakan atau menunjuk pada rumusan verbal berupa rangkaian kata-kata yang digunakan untuk mengemukakan apa yang hendak dikemukakan. Proposisi menunjukkan pendirian atau pendapat tentang hubungan antara dua hal dan merupakan gabungan antara faktor kuantitas dan kualitas. Contohnya tentang hakikat manusia, baru dikatakan utuh jika dilihat hubungan antara kepribadian, sifat, karakter, pemahaman dan pengaruh lingkungan. Psikologi strukturalisme berusaha mencari strukturasi sifat-sifat manusia dan hubungan-hubungan yang tersembunyi dalam kepribadiannya.
Kebenaran tidak hanya terbentuk oleh hubungan antara fakta atau realitas saja, tetapi juga hubungan antara pernyataan-pernyataan itu sendiri. Dengan kata lain, suatu pernyataan adalah benar apabila konsisten dengan pernyataan-pernyataan yang terlebih dahulu kita terima dan kita ketahui kebenarannya. Salah satu dasar teori ini adalah hubungan logis dari suatu proposisi dengan proposisi sebelumnya. Proposisi atau pernyataan adalah apa yang dinyatakan, diungkapkan dan dikemukakan atau menunjuk pada rumusan verbal berupa rangkaian kata-kata yang digunakan untuk mengemukakan apa yang hendak dikemukakan. Proposisi menunjukkan pendirian atau pendapat tentang hubungan antara dua hal dan merupakan gabungan antara faktor kuantitas dan kualitas. Contohnya tentang hakikat manusia, baru dikatakan utuh jika dilihat hubungan antara kepribadian, sifat, karakter, pemahaman dan pengaruh lingkungan. Psikologi strukturalisme berusaha mencari strukturasi sifat-sifat manusia dan hubungan-hubungan yang tersembunyi dalam kepribadiannya.
Pengetahuan
rasional yang berdasarkan logika tidak hanya terbatas pada kepekaan indera
tertentu dan tidak hanya tertuju pada objek-objek tertentu. Gagasan
rasionalistis dan positivistis cenderung untuk menyisihkan seluruh pemahaman
yang didapat secara refleksi. Pemikiran rasional cenderung bersifat solifistik
dan subyektif. Adanya keterkaitan antara materi dengan non materi, dunia fisik
dan non fisik ditolak secara logika. Apabila kerangka ini digunakan secara luas
dan tak terbatas, maka manusia akan kehilangan cita rasa batiniahnya yang
berfungsi pokok untuk menumbuhkan apa yang didambakan seluruh umat manusia
yaitu kebahagiaan.
Teori Kebenaran Pragmatis
Teori kebenaran
pragmatis adalah teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi
pada konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau
teori tergantung kepada berfaedah tidaknya dalil atau teori tersebut bagi
manusia untuk kehidupannya. Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat
fungsional dalam kehidupan praktis.
Menurut teori ini proposisi dikatakan benar sepanjang proposisi itu berlaku atau memuaskan. Apa yang diartikan dengan benar adalah yang berguna (useful) dan yang diartikan salah adalah yang tidak berguna (useless). Bagi para pragmatis, batu ujian kebenaran adalah kegunaan (utility), dapat dikerjakan (workability) dan akibat atau pengaruhnya yang memuaskan (satisfactory consequences). Teori ini tidak mengakui adanya kebenaran yang tetap atau mutlak. Francis Bacon pernah menyatakan bahwa ilmu pengetahuan harus mencari keuntungan-keuntungan untuk memperkuat kemampuan manusia di bumi. Ilmu pengetahuan manusia hanya berarti jika nampak dalam kekuasaan manusia. Dengan kata lain ilmu pengetahuan manusia adalah kekuasaan manusia. Hal ini membawa jiwa bersifat eksploitatif terhadap alam karena tujuan ilmu adalah mencari manfaat sebesar mungkin bagi manusia.
Menurut teori ini proposisi dikatakan benar sepanjang proposisi itu berlaku atau memuaskan. Apa yang diartikan dengan benar adalah yang berguna (useful) dan yang diartikan salah adalah yang tidak berguna (useless). Bagi para pragmatis, batu ujian kebenaran adalah kegunaan (utility), dapat dikerjakan (workability) dan akibat atau pengaruhnya yang memuaskan (satisfactory consequences). Teori ini tidak mengakui adanya kebenaran yang tetap atau mutlak. Francis Bacon pernah menyatakan bahwa ilmu pengetahuan harus mencari keuntungan-keuntungan untuk memperkuat kemampuan manusia di bumi. Ilmu pengetahuan manusia hanya berarti jika nampak dalam kekuasaan manusia. Dengan kata lain ilmu pengetahuan manusia adalah kekuasaan manusia. Hal ini membawa jiwa bersifat eksploitatif terhadap alam karena tujuan ilmu adalah mencari manfaat sebesar mungkin bagi manusia.
Manusia dengan
segala segi dan kerumitan hidupnya merupakan titik temu berbagai disiplin ilmu.
Hidup manusia seutuhnya merupakan objek paling kaya dan paling padat. Ilmu
pengetahuan seyogyanya bisa melayani keperluan dan keselamatan manusia.
Pertanyaan-pertanyaan manusia mengenai dirinya sendiri, tujuan-tujuannya dan
cara-cara pengembangannya ternyata belum dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan
yang materialis-pragmatis tanpa referensi kepada nilai-nilai moralitas. Aksiologi
ilmu pengetahuan modern yang dibingkai semangat pragmatis-materialis ini telah
menyebabkan berbagai krisis lingkungan hidup, mulai dari efek rumah kaca akibat
akumulasi berlebihan CO2, pecahnya lapisan ozon akibat penggunaan freon
berlebihan, penyakit minimata akibat limbah methylmercury hingga bahaya nuklir
akibat persaingan kekuasaan antar negara. Ketiadaan nilai dalam ilmu
pengetahuan modern yang menjadikan sains untuk sains, bahkan sains adalah
segalanya, telah mengakibatkan krisis kemanusiaan. Krisis lingkungan dan
kemanusiaan, mulai dari genetic engineering hingga foules solitaire (kesepian
dalam keramaian, penderitaan dalam kemelimpahan). Manusia telah tercerabut dari
aspek-aspek utuhnya, cinta, kehangatan, kekerabatan, dan ketenangan. Kedua
krisis global ini telah menghantui sebagian besar lingkungan dan masyarakat
modern yang materialis-pragmatis.
Macam-macam Kepercayaan
Dasar
kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu
dapat dibedakan atas :
·
Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan
pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri
sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri
sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu
mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
·
Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada
orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa
saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya ternadap kata
hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya.
Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karna ucapannya. Misalnya, orang
yang berjanji sesuatu hams dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang
lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
·
Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan
pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir,
Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan
memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan
sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama
pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan,
sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan) Pandangan demokratis
mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat.
Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas
adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang.
mempunyai arti hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan
(totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu
disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara; manusia
perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara diktator) Jelaslah
bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau
pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah
kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
·
Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan
kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu
bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan
dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan
tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana
Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan
kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya
kekuatannya. Oleh karcna itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan
dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu
menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi
yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan konsekuensinya tiap-tiap umat
beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
Usaha-usaha Meningkatkan
Percaya pada Tuhan
Usaha itu antara lain:
1.
Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan
ibadah.
2.
Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
3.
Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia
dengan jalan suka menolong, dermawan, dan sebagainya.
4.
Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
5.
menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah,
dan sebagainya.
Sumber: